Waktu memang juara. Kita tak pernah bisa mengejar waktu, dan justru kita yang selalu kerepotan diburu waktu. Tak terasa sudah 17 Agustus lagi. Indonesia menggelar hajatan besar lagi.
Meski ditingkahi carut marut, meski banyak tangis dan keluh kesah, tanggal keramat ini terlalu berharga untuk tidak dirayakan. Tanda syukur jadi bangsa yang merdeka, meski tak kaya.
Apa yang bisa kuberikan buat bangsaku? Tak ada. Atau belum, barangkali. Tapi tak salah bila ikut mengenang, flash back ke tahun 1945, saat tekad untuk merdeka dibacakan.
Dengar, dengarlah! Teks bersejarah itu dibacakan. Siapa tahu bisa meruntuhkan keangkuhan kita yang seringkali merasa paling berjasa bagi negeri ini.
Proklamasi...
Aku merinding mendengarnya.
(yang mau ikutan merinding, silakan download pembacaan teks proklamasi oleh Bung Karno di SINI.)
0 comments:
Posting Komentar