17 Desember 2011

Membumikan The Beatles

Ah, ini cuma istilah ngaco, biar keren. Saya cuma berusaha membayangkan personel The Beatles sebagai orang biasa, dan orang Indonesia :) Mungkin seperti ini ya...

24 November 2011

Membaca 'Pak Beye' ala Wartawan Istana

Sebuah penyebutan yang tak biasa, Pak Beye, dan bukannya SBY seperti yang dilakukan kebanyakan orang. Itu ada 'sejarah'-nya, paling tidak begitulah menurut Wisnu Nugroho sang penulis yang wartawan istana.

Menarik juga menyoroti RI 1 dengan bahasa yang cair dan ringan, namun menyentuh banyak sisi yang 'tidak biasa' seperti yang dilakukan Wisnu dalam bukunya ini. Agar lebih jelas, silakan baca sendiri Pak Beye Dan Istananya, buku pertama dari tetralogi Pak Beye.

Download di sini (part 1) dan di sini (part 2).



Tiga buku lainnya, plus buku Pak Kalla dan Presidennya, bisa Anda baca secara online. Maaf tidak lengkap, karena ini hanya pratinjau di Google Buku. Lumayan buat pegangan, sebelum memutuskan untuk membeli.







29 September 2011

Melahap Informasi dari Sindikasi Berita

Perkembangan teknologi, termasuk internet, semakin lama semakin memudahkan kita, khususnya dalam menyerap informasi. Terlepas dari berbagai kontroversi yang menyertai perkembangannya, akselerasi akses informasi oleh publik sangat dipengaruhi dan sekaligus didorong oleh kemajuan teknologi.

Kalau dulu orang harus berlangganan lebih dari satu majalah atau koran agar tidak ketinggalan informasi, sekarang tidak lagi. Informasi yang masif dan murah bisa diperoleh lewat internet. Meski demikian, tetap saja diperlukan teknik yang cerdas untuk mendapatkan informasi tanpa harus membuka satu-satu berbagai situs yang dibutuhkan. Selain makan waktu, cara demikian juga tidak efektif dan melelahkan.

Teknologi RSS (Really Simple Syndication) memudahkan Anda mengumpulkan informasi yang Anda butuhkan di satu tempat. Ini jelas sangat menghemat waktu Anda. Jika biasanya Anda browsing ke sana kemari, dengan teknologi ini Anda cukup duduk dan memilah informasi ringkas yang memang Anda butuhkan. Waktu yang biasanya digunakan untuk browsing mencari berita terbaru misalnya, bisa digunakan untuk melakukan hal lain.

Browser yang beredar saat ini rata-rata dilengkapi dengan fitur untuk membaca RSS feed. Jika Anda menemukan situs yang menarik, Anda tinggal memasukan atau mencatat alamat RSS feed ke browser Anda. Dengan kata lain, Anda berlangganan informasi dari situs tersebut tanpa harus mengunjungi situsnya. Intinya, mengakses informasi dari berbagai situs di satu tempat: browser Anda.

Bagaimana kalau ini juga masih menyita waktu Anda? Ada cara yang lebih mudah. Anda tidak usah meng-input sendiri alamat situs tertentu untuk dimasukkan ke dalam fitur RSS di browser Anda. Ada beberapa situs yang saat ini memang mengkhususkan diri dalam mengumpulkan berbagai RSS (feed) di satu tempat. Anda tinggal mengakses situs tersebut, dan yang perlu Anda lakukan hanyalah mengecek dan memilah mana informasi yang Anda butuhkan. Jadi tak perlu lagi merambah (browsing) ke sana ke mari. Cukup memonitor di satu tempat.

Jika Anda tidak mau ketinggalan berita terbaru misalnya, Anda bisa mencoba mengunjungi situs Beritaku (http://www.facebook.com/beritaku). Di sini tersedia berbagai informasi dari puluhan media berita online terkemuka (detik, metro, media indonesia, kompas dll.). Anda bahkan bisa menonton berita televisi (TVOne, SCTV dll.) atau mendengarkan radio (BBC, Elshinta, Radio Nederland dll.) di mana pun Anda berada, dengan catatan ada koneksi internet tentunya.

Jika Anda penggemar sepakbola, Anda tinggal mengakses situs Info Bola (http://www.facebook.com/pages/Info-Bola/119829001454929). Di situs ini, semua informasi tentang sepakbola dalam dan luar negeri tersedia secara gratis untuk Anda. Ingin mendalami Islam? Coba berkunjung ke situs 6666 Ayat Suci (http://www.facebook.com/6666AyatSuci). Bahkan untuk urusan informasi lowongan pekerjaan pun tidak sulit. Buka saja situs Lowongan Kerja (http://www.facebook.com/pages/Lowongan-Kerja/247563771933772). Selain lowongan kerja yang di-update setiap hari, Anda juga bisa memperoleh berbagai tips seputar karir dan pekerjaan. Kalau Anda mencari-cari tips unik, silakan cari di Tips Unik (http://www.facebook.com/pages/Tips-Unik/129908767081143).

Kesimpulannya, informasi bisa diperoleh dengan mudah saat ini. Dan ingat, ini adalah abad informasi. Siapa yang memiliki informasi, maka dialah yang lebih berpeluang menggenggam sukses. Manfaatkan kemudahan teknologi secara maksimal, jangan malah sebaliknya: Anda dimanfaatkan oleh teknologi. Biarkan situs-situs tersebut mencari dan mengumpulkan semua informasi untuk Anda. Sebab Anda pantas untuk mendapatkan yang terbaik. Dan yang termudah tentunya.

28092011

18 Maret 2011

'MEMBACA' PUISI

oleh: Tata Danamihardja
 
'Membaca' puisi yang saya maksudkan di sini adalah merasakan, menikmati dan menilai sebuah puisi. Jadi, bukan membaca dalam arti mendeklamasikan puisi. Jangan pernah mengharapkan saya akan membedah secara teoretis soal itu, sebab dalam hal ini saya tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya. Yang saya lakukan hanyalah berbagi dengan Anda tentang apa yang saya lakukan dalam 'membaca' sebuah puisi, baik itu karya orang lain maupun tulisan sendiri.
 
Karena saya tidak berlatarbelakang pendidikan sastra, maka yang pertama bermain adalah rasa. Maksudnya porsi terbesar yang mempengaruhi penilaian saya adalah rasa, dan bukan segala teori yang tidak saya kuasai dan belum pernah saya pelajari. Apakah kata-katanya mengalir? Biasanya saya merasa agak terganggu dengan  kata-kata yang terlalu hebat meloncat-loncat, atau perpindahannya terlalu tajam dari satu simbol ke simbol yang lain. Ini bukan soal bagus atau jelek, melainkan hanya soal pilihan. Dan secara pribadi, hingga saat ini saya lebih memilih sesuatu yang tidak terlalu menyentak-nyentak.
 
Yang berikutnya adalah soal diksi atau pilihan kata. Dalam menulis puisi, saya lebih suka menggunakan kata-kata biasa, kata-kata yang tidak terlalu asing bagi orang kebanyakan seperti saya. Jika Anda mengenal lagu-lagu Chrisye yang ditulis oleh Guruh di tahun 80-an, syairnya banyak mengandung kata-kata dari bahasa Sanskerta. Meski secara keseluruhan saya sangat menyukai lagu-lagunya, tapi tetap saja bagi saya pilihan katanya adalah sebuah kegenitan. Perhatikan misalnya kata-kata dalam lagu Smara Dahana:
 
Ratih dewi, citra khayalku prana, dalam hidupku...
Andhika dewa, sirna duli sang smara, merasuk sukma...
 
Jujur, hingga saat ini saya hanya bisa menebak-nebak makna dari kata-kata tersebut. Puisi memang harus membuat orang berpikir, merenung, menjelajahi kedalaman makna. Tapi tentu tidak perlu sampai membuat orang mencari-cari toko buku yang menjual kamus Sanskerta :)
 
Familiar dengan lagu-lagu Iwan Fals? Perhatikan lirik-lirik lagunya yang bersahaja dan jarang mengada-ada. Meski tak pernah dijuluki penyair, saya memandangnya sebagai penyair. kata-katanya puitis dan menawarkan hal-hal yang baru. Membandingkan mata yang bulat indah dengan bola pingpong (dalam lagu Mata Indah Bola Pingpong) misalnya, bagi saya adalah simbolisasi yang baru dan orisinal. Saya juga tercengang dengan cara dia membandingkan (maaf) pantat dengan salak raksasa dalam lagu Guru Zirah. Seumur-umur, saya baru mendengar perbandingan yang seperti itu. Anehnya, apa yang dia lakukan tetap terasa wajar dan tidak mengada-ada. Makanya saya katakan dia menawarkan sesuatu yang baru.
 
Kalau soal puisi yang dijadikan lagu, maka Ebiet G. Ade adalah favorit saya. Dia memang penyair yang kebetulan diberi kelebihan lain: suara yang indah. Dia bahkan mampu menyajikan erotisme dalam bahasa yang halus, puitis dan santun dalam syair lagu Cinta di Kereta Biru Malam:
 
Semakin dekat aku memandangmu,
semakin tegas rindu di keningmu
Gelora cinta membara di pipimu
Gemercik hujan di luar jendela
Engkau terpejam bibirmu merekah
mengisyaratkan hasrat di tanganmu
Selimut biru yang kau ulurkan kepadaku
Penahan dingin di kereta Biru Malam
Kau nyalakan gairah nafsuku, kau hela cinta di dadaku
hm..
Kau ciptakan musik irama tra la la la la la la
Kau ciptakan gerak irama tra la la la la
Kau ciptakan panas irama tra la la la la la la
Kau ciptakan diam irama tra la la la la ha ha ha ha
la la la la hm hm la la la la hm hm la la la la
 
Bahkan bait ketiga yang sesungguhnya merupakan bagian 'paling panas' dituliskan Ebiet dengan simbol-simbol yang justru paling halus. Hebatnya, kata-kata yang dipilihnya justru kata-kata yang sederhana dan sering kita temukan dalam keseharian. Jauh dari kesan genit dan pamer.
 
Kembali ke soal 'membaca' sebuah puisi, yang tidak kalah pentingnya bagi saya adalah soal menuliskan kata dengan benar. Ini penting bagi saya untuk membantu memudahkan dalam memahami makna secara keseluruhan. Logikanya, bagaimana kita bisa memahami makna puisi dengan baik jika kita masih harus disibukkan dengan memikirkan ejaan yang salah, kata-kata yang disingkat dll. Paling tidak, agar tulisan kita bisa dinikmati dengan baik, kesalahan-kesalahan seperti ini harus ditekan seminimal mungkin.
 
Terakhir, yang harus menerus saya katakan berulangkali, ini bukan tutorial apalagi teori yang wajib Anda patuhi. Saya bukan orang yang pantas untuk melakukan itu. Apa yang saya tuliskan di sini hanyalah apa yang ada di dalam otak saya saat ini, berdasarkan apa yang saya serap dari apa yang ada di sekitar saya. Apa yang saya lihat, apa yang saya dengar, apa yang saya baca, apa yang saya alami, apa yang saya pahami. Jadi bisa saja ada benarnya, tetapi yang pasti akan sangat banyak salahnya. Dan perkara dibaca orang atau tidak, sejujurnya itu sama sekali bukan urusan saya.
 
Maka jika Anda sudah terlanjur membaca sampai di sini, Anda tak perlu menjadi ragu atau takut  untuk menulis sesuatu. Bahkan kalau Anda sama-sama pemula seperti saya, harusnya kita menjadi lebih terdorong untuk mencoba hal-hal baru tanpa rasa takut. Toh yang membaca kan kita-kita juga. Saling berbagi, baik langsung atau tidak, akan membuat proses belajar menjadi lebih cepat dan menyenangkan.
 
Ayo terus menulis!
 
17/02/2011

19 Februari 2011

SUNDA BITEL: THE BEATLES LOCALIZATION

 
In the era of global village, localization seems to be a must. Many global businesses have done this to push their sales. When you do some business in foreign country, you  have to localize your products so that your local consumers understand them in their local taste. One of the way to localize is to promote your product in local language.
 
But you see, I'm not talking about business or promotion. Moreover, this is about The Beatles which is no need promotion in such a way anymore. They have been famous all over the globe. So, what I'm gonna talk about is non-commercial localization of the Beatles' songs. And this is done by an Indonesian group called Sunda Bitel.
 
The name of the group itself is localized. Bitel [beetl] seems to be a common pronunciation of Beatles in Indonesia. This group consists of four Sundanese people, a second biggest tribe among various existing tribes. Then they name the group Sunda Bitel meaning Sundanese Beatles.
 
They actually play The Beatles songs in Sundanese language. Uniquely, the songs sounds similar with the original (English) version because they don't translate the songs. They only transfer similarity of pronouncing. For instance, I'll Follow The Sun is localized to be Ka Toko Hasan. It has no relation at all in meaning but sounds very similar.
 
So far, they have localized more than forty songs. And it is interesting to find an alternative way in listening to great Beatles' songs. To hear how Sunda Bitel sings The Beatles songs in Sundanese language, please visit http://www.facebook.com/sundabitel.

04 Februari 2011

Cinta Di Kereta Biru Malam

Ebiet G. Ade

Semakin dekat aku memandangmu,
semakin tegas rindu di keningmu
Gelora cinta membara di pipimu
Gemercik hujan di luar jendela
Engkau terpejam bibirmu merekah
mengisyaratkan hasrat di tanganmu
Selimut biru yang kau ulurkan kepadaku
Penahan dingin di kereta Biru Malam
Kau nyalakan gairah nafsuku, kau hela cinta di dadaku
hm..

Kau ciptakan musik irama tra la la la la la la
Kau ciptakan gerak irama tra la la la la
Kau ciptakan panas irama tra la la la la la la
Kau ciptakan diam irama tra la la la la ha ha ha ha
la la la la hm hm la la la la hm hm la la la la

Butir keringat basah bersatu
Deru nafas birahi pun bersatu
Kereta makin pelan dan berhenti hm hm
Kuulurkan lembut tanganku, kubenahi kusut gaunmu
Engkau tersenyum pahit dan menangis
Selimut biru yang kau ulurkan kepadaku
kini basah bersimbah peluh kita berdua
Kuhempaskan lelah tubuhku, kubuang cinta di dadaku
hm..

Kuciptakan janji irama tra la la la la la la
Kuciptakan ingkar irama tra la la la la
Kuciptakan dosa irama tra la la la la la la
Kuciptakan diam irama tra la la la ha ha ha ha
la la la la hm hm la la la la hm hm la la la la

Ebiet G. Ade - Cinta Di Kereta Biru Malam

LAGU UNTUK SEBUAH NAMA

Ebiet G. Ade

mengapa jiwaku mesti bergetar
sedang musik pun manis kudengar
mungkin kerna kulihat lagi lentik bulu matamu
bibirmu dan rambutmu yang kau biarkan
jatuh bergerai di keningmu
makin mengajakku terpana
kau goreskan gita cinta

mengapa aku mesti duduk di sini
sedang kau tepat di depanku
mestinya aku berdiri berjalan ke depanmu
kusapa dan kunikmati wajahmu
atau kuisyaratkan cinta
tapi semua tak kulakukan
kata orang cinta mesti berkorban

mengapa dadaku mesti berguncang
bila kusebutkan namamu
sedang kau diciptakan bukanlah untukku
itu pasti tapi aku tak mau peduli
sebab cinta bukan mesti bersatu
biar kucumbui bayangmu
dan kusandarkan harapanku

* Klik untuk mendengarkan:

Ebiet G. Ade - Lagu Untuk Sebuah Nama

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More