1 Muharam 1429 Hijriyah, atau bertepatan dengan 10 Januari 2007, umat Islam di seluruh dunia menyambut tahun baru menurut perhitungan Islam. Di Indonesia sendiri, baru belakangan terlihat geliat semangat untuk 'merayakan' tahun mereka sendiri di kalangan umat Islam. Sebelumnya, kalau pun ada, selalu tenggelam di balik hingar bingar perayaan tahun baru Masehi. Padahal waktunya tidak selalu berdekatan seperti yang kebetulan terjadi tahun ini.
Kurang populernya tahun baru Islam (Hijriyah) di Indonesia, tidak lepas dari kebijakan pemerintah di masa lalu yang seperti phobia terhadap segala sesuatu yang bernuansa Islam. Orang Islam dijauhkan dari ajaran mereka sendiri, apalagi jika itu dianggap akan 'merongrong' kewibawaan pemerintah. Bahkan menjalankan syariat seperti menggunakan jilbab saja, dulu, dilarang di sekolah-sekolah umum. Entah apakah sekarang untuk pas foto di ijasah masih 'harus kelihatan telinga' ( artinya membuka jilbab bagi yang menggunakannya) atau tidak.
Tahun baru Hijriyah, tidak wajib dirayakan dalam Islam. Bahkan merayakan pun bisa menjadi dosa, jika itu dilakukan secara berlebih-lebihan. Yang lebih penting adalah, bagaimana menjadikan tahun baru ini sebagai awal langkah baru dalam menapak kehidupan yang lebih baik. Tapi merayakan juga tidak dilarang, asal tidak berlebihan, dan lebih kepada tujuan-tujuan syiar agama. Agar orang lain menjadi mafhum bahwa Islam itu ada, dan bahwa orang Islam itu menghargai keberadaan diri mereka sendiri berikut segala atributnya.
Ini menjadi penting, untuk menunjukkan kepada siapa pun bahwa Islam itu tidak seperti yang dicitrakan oleh mereka yang membenci Islam. Kalau Islam dicitrakan sebagai teroris, maka tunjukkan bahwa kita bukan teroris. Kalau Islam dicitrakan sebagai agama yang ditegakkan dengan pedang, tunjukkan bahwa Islam tidak seperti itu.
Syiar ke luar, khususnya dalam membentuk citra positif yang selama ini dirusak oleh mereka yang tidak suka dengan Islam, tidak akan tercapai jika di dalam diri kita sendiri secara pribadi tidak diperbaiki. Maka, memperbaiki diri menjadi penting dan patut dijadikan salah satu target yang harus dicapai di tahun mendatang. Oleh karena itu, mari kita tekadkan untuk menjadikan momentum tahun baru ini sebagai titik awal untuk menimbang kembali angkah-langkah kita sebelumnya, dan menjadikannya bahan untuk perbaikan langkah ke depan. Amiin.
Selamat Tahun Baru (lagi).
0 comments:
Posting Komentar