Agak ngeri ya mendengarnya? Tapi tentu saja berburu di sini tidak seperti   berburu di hutan. Tidak ada darah, tidak ada tembakan. Ini hanya istilah saya   saja, melihat banyaknya orang yang berlomba-lomba menambah jumlah teman dalam   friend list mereka di Facebook. Cuma kaget saja, soalnya orang yang bukan   siapa-siapa, bukan artis, bukan selebritas, bisa memiliki ribuan teman dalam   friend list mereka dalam waktu sekejap :)
Tapi bukankah peribahasa mengatakan memiliki 1000 teman masih kurang, dan   memiliki musuh satu sudah terlalu banyak? Betuul, saya sangat setuju dalam hal   ini. Tapi mari kita coba melihatnya secara lebih jernih. Jika dalam friend list   Anda terdapat 1000 nama, kenalkah Anda dengan mereka semua? Maksud saya apakah   Anda mengenalnya secara dekat layaknya seorang teman di dunia nyata? Silakan   dijawab secara jujur dan tak perlu diucapkan. Simpan saja jawabannya dalam   hati.
Saya tidak menafikan kenyataan bahwa banyak di antara teman-teman saya di   dunia maya yang ternyata juga berkembang menjadi teman baik saya di dunia nyata.   Tapi jika diprosentasikan, jumlahnya tidak lebih dari 10%. Sisanya adalah   teman-teman lama ditambah teman-teman yang sekedar kenal nama, sekedar teman   untuk ber "say hello", serta berbasa-basi alakadarnya.  
Lalu apa salahnya dengan hal itu? Sudah tentu tidak ada yang salah.   Bukankah tadi juga sudah saya katakan bahwa memiliki 1000 teman itu masih   kurang? Yang salah adalah jika menambah jumlah teman dalam friend list menjadi   tujuan, demi mendapatkan pujian bahwa kita memiliki banyak teman, bahwa kita   populer, bahwa kita terkenal, dsb. Jika Anda memiliki banyak teman karena sifat   Anda membuat senang banyak orang, itu sebuah anugerah. Tetapi jika Anda berburu   teman, meng-'add' orang secara membabi buta, maka dengan sangat menyesal Anda   saya masukkan ke dalam kategori 'gila hormat', gila popularitas, norak, dan   seterusnya.
Saya jadi teringat ketika pertamakali ngeblog beberapa tahun lalu. Saya   ngeblog di blogspot, yang waktu itu masih versi lama. Blogspot memang tidak   dirancang sebagai social network, dan lebih cenderung menjadi jurnal pribadi   untuk menyalurkan keinginan menulis. Meski demikian, para pengguna blogspot   juga, seperti juga di dunia nyata, berinisiatif mengembangkan sendiri jaringan   sosial. Caranya tentu serba manual, karena situs blog ini memang tidak   diperlengkapi dengan tool untuk menciptakan network.
Jika kita tertarik dengan tulisan seseorang di blog lain, dan ingin   menjadikan pemilik blog itu sebagai teman, biasanya kita memperkenalkan diri   terlebih dahulu, baik melalui komentar di blognya, mau pun lewat email. Setelah   itu baru kita mengutarakan niat kita untuk menambahkannya di blog roll kita.   Seolah ada semacam kesepakatan tidak tertulis, orang yang namanya kita tambahkan   di blog kita juga akan akan menambahkan nama blog kita di blog roll miliknya.   Istilahnya adalah reciprocal link. Cara ini, selain mempererat pertemanan, juga   dipercaya akan meningkatkan indeks blog masing-masing pada mesin pencari. Jangan   lupa pula, proses menambahkan teman ke blogroll ini juga dilakukan secara   manual.
Barangkali karena caranya yang agak ribet tadi maka pertemanan yang   terjalin dengan cara ini lebih terasa erat. Hal yang sama juga terjadi jika kita   menggunakan blog di wordpress, blogsome, atau yang lainnya. Baru setelah itu   muncul blog dengan pendekatan social networking semacam Friendster atau juga   Multiply. Meski proses menambah teman menjadi lebih mudah, namun penekanan   utamanya masih lebih kepada fungsi blog sebagai jurnal pribadi. Memelihara   kualitas konten masih menjadi 'dagangan' nomor satu. Maksud saya, semakin bagus   dan menarik tulisan-tulisan kita, semakin mudah pula kita mendapatkan banyak   teman.
Seiring perkembangan, muncullah apa yang dinamakan micro-blogging.   Maksudnya kurang lebih ngeblog tapi isinya sangat ringkas. Kalau blogging   konvensional melakukan update seminggu sekali saja sudah bagus, maka dengan   micro-blogging update bisa dilakukan nyaris setiap saat. Dulu saya merasa nggak   pede kalau menulis di blog hanya 10 atau 20 kalimat, dalam micro-blogging kita   justru didorong untuk menulis sedikit saja. Micro-blogging ini dipopulerkan oleh   antara Twitter dan Facebook. Selain menulis ringkas, micro-blogging ini juga   difasilitasi dengan cara menambah jaringan (baca: teman) yang serba mudah dan   otomatis. Tak ada lagi proses manual dalam menambah teman ke dalam friend list   kita. Tinggal klik, semuanya beres.
Barangkali karena kemudahan inilah, maka kita sering menemukan apa yang   saya sebut sebagai pemburu teman. Saya menduga bahwa tidak ada yang mereka   lakukan selain menambah jumlah teman dalam friend list mereka. Anehnya, mereka   yang tergolong pemburu teman ini sebagian besar adalah pemain baru, yang tidak   pernah merasakan susahnya menambah teman di era blogging konvensional. Mereka   yang sudah lama ngeblog kelihatannya malah tidak terlalu antusias untuk menambah   friendlist mereka. 
Lalu apakah kita tidak boleh menambah teman? Tentu saja sangat boleh.   Semakin banyak teman, semakin berharga hidup kita di dunia ini. Yang penting,   jangan menambah teman hanya untuk memajang nama mereka demi popularitas kita,   agar dipuji sebagai orang yang memiliki banyak teman. Memiliki sedikit teman   dengan kualitas pertemanan yang baik, akan lebih bermanfaat. Namun yang terbaik   tentu saja jika kita memiliki banyak teman, dengan kualitas pertemanan yang juga   baik, dan bukan sekedar teman yang dimanfaatkan untuk dipajang dalam friendlist   kita.
Tulisan ini juga bisa Anda baca di http://www.facebook.com/kangtata/ 
Versi podcast bisa didengarkan di: http://www.facebook.com/pages/Tatas-Podcast/165669033459229
 











1 comments:
Baccarat - New York - Worrione
Baccarat is a game played with a single object. The kadangpintar player bets on the number of tricks 1xbet korean that the dealer worrione has won (usually). The dealer bets on the
Posting Komentar